Ideologi Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta (Jalan Tengah Teori Merkantilisme Liberalisme dan Marxisme)

Main Article Content

Syaiful Bahri

Abstract

Mohammad Hatta hidup dan berkembang pendidikannya mulai dari lingkungan keluarga yang religius hingga lingkungan pendidikan yang mendunia. Pendidikan tinggi diperoleh dari jurusan ekonomi kenegaraan Sekolah Tinggi Ekonomi di Rotterdam, Belanda. Proses pendidikan di Belanda  berimbas dalam perannya pada pemikiran teori ekonomi merkantilisme, liberalisme, dan marxisme di Indonesia. Untuk itu tujuan penelitian untuk mengetahui peran pemikiran dan gerakan keilmuan Mohammad Hatta. Penelitian menggunakan metode library research yaitu  metode penelitian berbasis kritis yang bersandar pada analisa dan sintesa terhadap data kepustakaan. Langkah penelitian yaitu mencari, memilah, dan menemukan kesenjangan. Data dikumpulkan menggunakan alat bantu bibliographi berupa artikel jurnal dan informasi web.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekonomi kerakyatan yang dibangun oleh Mohammad Hatta berlandaskan teori Merkantilisme yang berbasis penguasa kerajaan tradisional. Teori Marxisme digunakan sebagai alat penggerak teori Merkantilisme sehingga berbaur dengan kepentingan rakyat. Teori Liberalisme digunakan sebagai keperpihakan negara kepada rakyat untuk bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing. Akhirnya, praktik ekonomi kerakyatan. merupakan  pilihan /gaya menengahi ketiga teori besar tersebut. Bentuk implementasi ekonomi kerakyatan yaitu koperasi. Rakyat bisa bekerja sama melalui koperasi atas asas kekeluargaan untuk mencapai kesejahteraan sosial. Ekonomi kerakyatan menjadi ekonomi Pancasila dengan adanya Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.

Article Details

How to Cite
Syaiful Bahri. (2023). Ideologi Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta (Jalan Tengah Teori Merkantilisme Liberalisme dan Marxisme). Jurnal Masyarakat Dan Desa, 3(2), 124–150. https://doi.org/10.47431/jmd.v3i2.352
Section
Articles